Minggu, 08 Desember 2013

Dasar Aerodinamika


Teori penerbangan selalu berkaitan dengan  ilmu aerodinamika. Istilah aerodinamika berasal dari kombinasi dua kata Yunani “Aer” yang berarti udara dan “Dyne” yang berarti gaya atau tenaga.Jadi bila aero digabungkan dengan dynamik menjadi aerodinamika yang berarti pelajaran tentang benda yang bergerak diudara dan gaya-gaya yang menghasilkan perubahan pada gerakan tersebut.
Aerodinamika adalah ilmu tentang pengaruh udara pada sebuah benda.Selanjutnya didefinisikan sebagai cabang dari aerodinamik yang berkaitan dengan gerakan udara dan gas-gas lain, yang menimbulkan gaya-gaya yang terjadi pada benda yang bergerak diudara, atau pada benda yang berada dalam udara yang bergerak. Sebagai efeknya, aerodinamik berkaitan dengan tiga bagian yang berbeda, yaitu pesawat,  angin dan atmosfir.

Atmosfir

Udara adalah campuran gas-gas yang bagian terbesar terdiri dari nitrogen dan oxygen dan mengikuti hukum tentang gas. Udara dapat disamakan dengan fluida/cairan yang dapat mengalir dan berubah bentuknya bila diberikan tekanan.Udara mempunyai berat dan barang –barang yang lebih ringan dari udara, contohnya balon yang berisi gas helium dapat mengambang diudara.

Tekanan/Pressure
Selama udara mempunyai berat, maka setiap benda yang berada dipermukaan bumi akan mendapatkan tekanan, semakin keatasd semakin berkurang tekanannya.Pada permukaan laut tekanan udara adalahg 14,7 pounds/lbs atau biasa dinyatakan dalam PSI ( pounds per square inch). Ukuran PSI bagi udara yang ringan merupakan ukuran kasar. Biasanya tekanan atmosfir diukur dengan istilah inchi air raksa.

Alat untuk mengukur tekanan atmosfir digambarkan pada gambar dibawah ini :
Suatu tabung kaca sepanjang 36 inchi yang pada sebelah ujungnya terbuka,ujung lainnya tertutup diisi dengan air raksa. Setelah penuh untuk sementara ujung yang terbuka disumbat dan dicelupkan kedalam bak yang berukuran panjang,lebar,tinggi masing-masing 1 inchi yang berisi air raksa.Ketika sumbat pada ujung yang terbuka dibuka, air raksa dalam tabung akan berkurang ketinggiannya sampai batas tertentu dan batas ini menunjukan tekanan atmosfir ditempat tersebut. Pada permukaan laut, tinggi air raksa dalam tabung sekitar 29,92 inchi, dan agak bervariasi sesuai kondisi setempat.
Perlu diketahui bahwa tekanan atmosfir akan sangat terkait dengan ketinggian.Semakin tinggi suatu benda diatas permukaan laut, tekanan terhadap benda tersebut akan semakin berkurang. Bermacam-macam kondisi atmosfir akan sangat berpengaruh terhadap penerbangan.

KEPADATAN/DENSITY

Kepadatan/density adalah istilah yang berarti berat per unit volume. Selama udara adalah campuran dari gas-gas, maka dapat ditekan. Bila udara dalam suatu wadah ditekan, maka kepadatannya akan lebih besar dari udara yang tidak ditekan.Udara yang bertekanan tinggi akan lebih pada daripada udara yang bertekanan rendah.

Kepadatan udara dinyatakan dalam aturan berikut :

(1)  Kepadatan bervariasi dan berbanding langsung dengan tekanan.
(2)  Kepadatan udara berbanding terbalik dengan temperature

Udara ditempat yang tinggi kurang padat dibandingkan udara ditempat yang rendah.Massa udara panas  kurang p[adat dibandingkan dengan massa udara dingin.

Pweubahan kepadatan berpengaruh terhadap kondiri aerodinamik pesawat udara. Dengan tenaga kuda yang sama, sebuah pesawat dapat terbang lebih cepat pada ketinggian tertentu dimana udara kurang padat dibandingkan terbang rendah dimana kepadatan udaranya tinggi.Hal ini disebabkan karena udara menimbulkan hambatan sedikit bila partikel udara berkurang per unit volume.

KELEMBABAN/ HUMIDITY

Kelembaban adalah banyaknya uap air dalam udara. Banyaknya uap air dalam udara tergantung dati temperatur/suhu.Semakin tinggi temperatur udara, semakin banyak uap air yang diserapnya.Berat uap air sekitar5/8 dibandingkan udara kering. Bila udara mengandung uap air tidak seberat udara tanpa uap air.





-         3 –

PRINSIP BERNOULLI DAN ALIRAN SUBSONIC

Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa bila suatu cairan/udara mengalir melalui suatu tabung dan mmenjumpai rintangan, atau suatu penyempitan dalam tabung, kecepatan cairan akan bertambah dan tekanannya berkurang. Bagian permukaan yang melengkung pada permukaan Airfoil (Sayap) akan berpengaruh terhadap aliran udara seperti aliran dalam tabung yang menyempit. Perhatikan gambar dibawah :
Pada gambar A dinyatakan pengaruh udara yang mengalir dalam tabung yang berintangan.Pada gambar B, bagaimana udara mengalir melaluii permukaan yang melengkung seperti halnya sebuah airfoil dan memberikan pengaruh yang sama seperti udara yang mengalir dalam tabung berintangan.
Ketika udara mengalir diatas permukaan airfoil, kecepatannya akan bertambah dan tekanannya berkurang.Pada bagian bawah airfoil tekannnya lebih besar dibandingkan bagian atasnya, yang menyebabkan sayap bergerak keatas. Perbedaan antara tekanan bagian atas dan bawah dari sayap disebut Gaya Angkat/Lift.
¾ dari total Lift dari sebuah airfoil adalah hasil dari pengurangan tekanan pada permukaan atas airfoil.Pengaruh udara pada bagian bawah airfoil menhasilkan ¼ dari total Lift.

Sebuah pesawat terbang dalam penerbangan mengalami 4 gaya sebagai berikut :

(1)  Gravity atau weight/gaya berat, yaitu gaya yang menarik pesawat kembali
Kepermukaan bumi.
(2)  Lift/gaya angkat, yaitu gaya yang mendorong pesawat kearah atas.
(3)  Thrust/gaya dorong, yaitu gaya yang menggerakan pesawat maju.
(4)  Drag/gaya hambat, yaitu gaya yang menimbulkan aksi pengereman.






                                                                - 4 -
PERPINDAHAN GERAK/MOTION

Gerak pindah adalah proses perpindahan tempat atau posisi. Suatu benda dikatakan bergerak terhadap benda lain dan tidak bergerak terhadap benda lain. Sebagai contoh, seseorang yang duduk dalam mobil yang berkecepatan 200 km/jam adalah tetap diam terhadap mobil tersebut, tetapi terhadap tanah atau jalan dia bergerak.

Udara tidak mempunyai gaya atau tenaga, kecuali tekanan, kecuali udara tersebut bergerak. Bila udara bergerak, maka akan timbul gaya. Suatu benda yang bergerak dalam udara yang diam akan mengalami gaya karena gerakannya.Sama halnya bila bendanya diam dan udaranya bergerak. Udara yang bergerak baik oleh gerakan suatu obyek atau mengalir melalui benda, disebut angin relatif.

KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Istilah “Speed” dan “Velocity” sering dipertukarkan, karena pengertiannya tidak sama. Speed adalah rata-rata gerak, sedangkan Velocity adalah rata-rata gerak pada arah tertentu berhubungan dengan waktu.
Percepatan adalah perubahan rata-rata kecepatan.

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
Hukum-hukum dasar tentang pengaruh udara pada sayap  adalah Hukum Newton tentang gerak.

Hukum Newton I adalah tentang benda yang diam, yang menyatakan bahwa suatu benda akan tetap diam kecuali ada suatu gaya yang bekerja padanya.Bila benda ini bergerak dengan kecepatan tetap dan dalam garis lurus, gaya harus diberikan untuk menambah atau mengurangi kecepatan.

Selama udara mempunyai massa, maka disebut benda dalam pengertian ini. Bila pesawat berada didarat dan mesinnya mati, maka beratnya akan tetap menyebabkan pesawat diam. Suatu pesawat akan bergerak dari kondisi diam oleh adanya gaya dorong  yang disebabkan putaran baling-baling, atau oleh semburan gas dari pipa buang, atau keduanya. Bila pesawat terbang dengan kecepatan yang tetap dalam garis lurus, inersia akan menyebabkan pesawat akan tetap bergerak dalam garis lurus . Dibutuhkan adanya gaya dari luar  untuk mengubah pesawat dari jalur penerbangannya.

Hukum Newton II , menyatakan bila suatu benda bergerak dengan kecepatan tetap diberikan gaya dari luar, perubahan gerak yang terjadi sebanding dengan jumlah gaya yang terjadi, dan arah gerak terjadi sesuai dengan arah gaya tersebut. Secara matematika pernyataan diatas dnyatakan dengan rumus :

  Force = massa X percepatan  ( F=ma )


                                                               - 5 -

Bila sebuah pesawat terbang melawan angin dari depan, akan diperlambat. Bila angin datang dari samping arah pesawat, pesawat akan terdorong menyimpang dari arahnya kecuali pilot melakukan perbaikan arah melawan dorongan angin tersebut.

Hukum Newton III, menyatakan bila ada aksi pasti akan terjadi reaksi. Hukum ini menyatakan bahwa untuk setiak aksi akan terjadi reaksi yang berlawanan.
Hukum ini dapat digambarkan ketika seseorang yang berenang dan menggunakan tangannya untuk mengayuh mendorong air kebelakang maka badannya akan terdorong kedepan karena air yang didorong memberikan reaksi. Hal yang sama terjadi pada pesawat, bila gaya angkat pada sayap sama dengan gaya berat, maka pesawat akan terjaga ketinggiannya.

Ketiga hukum gerak dari Newton ini dipergunakan dalam membahas teori penerbangan yang kadang-kadang ketiganya terjadi bersamaan.

AIRFOIL

Suatu Airfoil adalah bidang yang dirancang untuk menghasilkan reaksi yang diharapkan dari udara dimana bidang ini bergerak.Dapat dikatakan bahwa setiap bagian dari pesawat terbang yang mengubah hambatan udara menjadi gaya yang berguna untuk terbang adalah sebuah airfoil.
Daun baling-baling dirancang ketika berputar, posisi dan bentuknya akan menyebabkan suatu tekanan tinggi dibelakangnya dibandingkan tekanan didepannya sehingga perubahan tekanan ini akan menyebabkan pesawat tertarik kedepan.Pada gambar dibawah ditunjukan contoh sebuah airfoil pada sayap umumnya. Perhatikan pada bagian atas sayap arah-arah gaya melengkung lebih besar dari lengkungan arah gaya dibawahnya.                    
                                 
Perbedaan bentuk lengkungan antara atas dan bawah menghasilkan gaya angkat.
Udara yang mengalir pada permukaan atas sayap harus mencapai tepi belakang sayap dengan waktu yang sama dengan udara yang mengalir dibawah sayap. Untuk ini udara yang mengalir dibagian atas harus bergerak lebih cepat dari udara dibagian bawah sayap karena jarak tempuhnya lebih jauh. Berdasarkan Hukum Bernoulli maka pada bagian atas sayap tekanan udara akan berkurang dibandingkan tekanan udara pada bagian bawah sehingga sayap akan terdorong naik.

                                                              - 6 -

Teori yang berkaitan dengan jumlah gaya angkat dari airfoil yang bergerak dengan kecepatan 100 mph dapat ditentukan dengan megukur tekanan diatas dan dibawah airfoil . Pada gambar diatas,  tekanan pada bagian atas air adalah 14,54 lb/in persegi, dengan kecepatan aliran udara 115 mph. Pada Bagian bawah tekanannya adalah 14,67 lb/in persegi dengan kecepatan 105 mph. Yang akan memberikan perbedaan tekanan sekitar 0,13 psi. Dengan mengalikan 0,13 dengan angka 144 ( suatu angka dari inchi persegi menjadi kaki persegi ) menunjukan bahwa setiap kaki persegi dari sayap akan mengangkat 18,72 pounds. Dari perhitungan dapat dibuktikan perbedaan tekanan yang kecil pada bagian dari airfoil dapat menimbulkan gaya angkat yang besar. Dengan batasan tertentu, gaya angkat dapat diperbesar dengan memperbesar sudut serang, luas sayap, kecepatan aliran bebas, atau kepadatan udara atau dengan mengubah bentuk dari airfoil.

Angle of Attack/Sudut Serang

Pengertian istilah “Chord” dan “Center of pressure”. Chord dari airfoil pada bagian sayap adalah garis imaginer ditarik dari leading edge sampai trailing edge. Antara chord dengan garis arah aliran udara pada airfoil bersangkutan dinamakan angle of attack/sudut serang. Sedangkan Angle of incidence adalah sudut yang dibentuk antara garis chord dengan sumbu longitudinal dari pesawat terbang.

                                 

Pada setiap titik bagian dari airfoil atau sayap selalu ada gaya yang bekerja padanya.Gaya arah dan besarnya berbeda-beda pada setiap permukaan.Adalah mungkin untuk mengumpulkan gaya-gaya ini secara matematik dan jumlahnya disebut Resultant force (lift). Gaya resultante ini mempunyai besaran, arah dan tempat yang dinyatakan dengan vektor seperti terlihat pada gambar diatas.Perpotongan garis resultante force dengan chord dari airfoil disebut Center of Pressure. Titik center of prssure bergerak sepanjang chord ketika angle of attack berubah. Sepanjang penerbangan center of pressure bergerak kedepan bila angle of attack bertambah, dan bergerak kebelakang bila angle of attack mengecil. Gambar dibawah menunjukan bagaimana perubahan Center of Pressure/titik tekan bila angle of attack bertambah.


                                                                -7-

Apabila pesawat berubah sikapnya, sudut serang juga berubah. Selama angle of attack sangat berpengaruh dalam menentukan Lift, maka berapa besaran yang tepat sangat berpengaruh dalam merancang jenis airfoil.Dalam perancangan yang baik, lift akan bertambah bila angle of attack ditambah.

Bila angle of attack ditambah secara bertahap kearah positif angle of attack, komponen gaya angkat bertambah dengan cepat sampai pada titik tertentu dan kemudian secara mendadak mulai menurun. Selama proses ini komponen gaya hambat pada awalnya bertambah perlahan-lahan kemudian secara menjadi cepat seiring dengan menurunnya gaya angkat.
Bila angle of attack bertambah sampai pada sudut yang menghasilkan maksimum Lift, titik pusaran tercapai. Kondisi ini dinamakan Critical angle atau sudut kritis. Bila sudut kritis tercapai, udara berhenti mengalir dengan lancar pada permukaan atas airfoil dan mulailah terjadi pusaran atau eddy. Ini berarti udara mulai menjauhi camber atas dari s
                                                        - 8 –

Bila ini terjadi jumlah gaya angkat menurun tajam dan gaya hambat menjadi besar. Gaya berat timbul dan hidung pesawat menurun. Hal ini menandakan titik pusaran udara menjadi sudut jatuh.
Sebagaimana dijelaskan pada awal, bahwa pendistribusian gaya tekan pada airfoil bervariasi seirama dengan perubahan angle of attack dan titik tekan/center of pressure juga berubah-ubah. Bila angle of attack membesar, titik tekan/center of pressure bergerak kedepan dan bila angle of attack mengecil, titik tekan bergerak kebelakang. Ketidak stabilan pergerakan titik tekan adalah merupakan karakteristik dari semua airfoil.

Angle of Incidence/Sudut Incidence/sudut pasang.

Sudut tajam/runcing dimana wing chord berpotongan dengan sumbu longitudinal pesawat, dinamakan sudut incidence/sudut pasang. Atau sudut pemasangan sayap pada badan pesawat.Sudut ini bersifat tetap  dan telah dirancang dari awal.Bila bagian sisi depan sayap lebih tinggi letaknya dari pada sis belakang, maka dikatakan sudut pasang positif, dan bila bagian belakang lebih tinggi dari bagian depan maka dikatakan sudut pasang negatif.
                

CENTER OF GRAVITY/TITIK BERAT

Gravity/gaya tarik adalah gaya yang cenderung menarik sesuatu benda ketitik pusat bumi. Titik Berat pada pesawat terbang adalah titik dimana semua berat pesawat terpusat. Bila pada titik ini pesawat ditopang, maka pesawat dalam kondisi seimbang.
Pada pesawat terbang, titik ini sangat penting karena mengarah pada kestabilan pesawat.

Titik berat ditentukan pada saat merancang pesawat terbang. Pabrik/perancang menentukan batasan pergerakan titik berat, kemudian titik ini ditentukan letaknya didepan titik tekan disesuaikan dengan kecepatan terbang agar didapatkan keseimbangan terbang.


-         9 –

THRUST DAN DRAG/GAYA DORONG DAN GAYA HAMBAT.

Ketika pesawat sedang terbang, terjadi perpaduan gaya-gaya yang saling mengatasi.hal ini merupakan kunci untuk semua gerakan dan sikap pesawat diudara. Arah dari gaya-gaya ini dapat dihitung dan pesawat dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari setiap perubahan gaya. Dalam setiap penerbangan, perhitungan terbang didasarkan pada besarnya dan arah dari keempat gaya-gaya ini, yaitu weight, lift, drag dan thrust.
            
Weight adalah gaya yang mengarah kebawah bagi semua yang ada dalam pesawat seperti pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar dan muatan.

Lift, adalah gaya yang mengarah keatas yang berlawanan dengan weight.

Drag adalah gaya yang mengarah kebelakang disebabkan gangguian aliran udara oleh sayap, badan pesawat dan obyek-obyek yang mencuat.

Thrust, dihasilkan oleh tenaga penggerak kearah depan yang mengatasi gaya hambat.

Gaya-gaya ini dalam kondisi seimbang bila pesawat terbang lurus dan datar tanpa percepatan.

Gaya Lift dan Drag adalah berhubungan dengan  pesawat dan angin yang terjadi.Gaya angkat selalu tegak lurus terhadap angin relative sedangkan gaya drag selalu parallel dengan angin relative tetapi pada arah yang sama. Gaya-gaya ini adalah komponen yang menghasilkan gaya resultante lift pada sayap seperti telihat pada gambar dibawah ini :


-         10 –
                             

Weight mempunyai hubungan yang pasti dengan lift, demikian pula antara thrust dengan drag.Kesemuanya harus diatur agar pesawat terbang dengan sikap yang diinginkan.Jumlah drag pada pesawat terdiri dari macam-macam gaya yang menimbulkan drag. Untuk tujuan ini , akan dibahas 3 jenis drag ,yaitu ; Parasite drag, profile drag dan induced drag

Parasite drag ditimbulkan oleh kombinasi dari beberapa gaya drag yang berbeda. Setiap benda yang menonjol pada pesawat akan menyebabkan hambatan terhadap udara.Semakin banyak benda-benda yang menonjol, semakin besar hambatan yang ditimbulkan.Sehingga dalam pemasangan peralatan dipesawat dihindari adanya benda-benda yang mencuat dan pesawt dibuat dalam bentuk stream line/segaris dengan arus udara. Gesekan terhadap kulit pesawat adalah merupakan parasite drag yang sulit dihindari, karena tidak ada bidang yang benar-benar mulus dan licin. Kulit pesawat dipasang dengan menggunakan paku keling, kemudian dicat dengan cat khusus agar aliran udara sedikit sekali mengalami hambatan.

Profile Drag adalah parasite drag dari airfoil.

Induced drag diakibatkan oleh airfoil yang menimbulkan gaya angkat karena terjadinya perubahan-perubahan sifat udara ketika pesawat terbang.Ujung sayap menyebabkan pusaran udara atau vortex yang menyebabkan induced drag. Ketika lift bertambah karena bertambahnya angle of attack, induced drag juga bertambah.Karena perbedaan tekanan juga menjadi bertambah yang menyebabkan ujung-ujung sayap bergetar menambah vortex.

-         11 –

SUMBU-SUMBU PESAWAT TERBANG/AXES OF AN AIRCRAFT

Bila pesawat berubah sikap atau posisi dalam penerbangan, harus berputar pada satu atau lebih dari ketiga sumbu.

                                
                                       

Untuk berguling/ rolling, pesawat bergerak pada sumbu longitudinal yaitu garis imaginer yang memanjang dari depan hingga belakang badan pesawat.

Untuk membelok keiri/kekanan ( Yawing), pesawat bergerak pada sumbu vertikal.

Untuk naik/turun/pitching, pesawat bergerak pada sumbu lateral, yaitu garis imaginer yang menghubungkan ujung-ujung sayap.





-         12 –

Stability and control/ kestabilan dan pengendalian

Sebuah pesawat harus memiliki kestabilan agar jalur penerbangan selalu terarah dan dapat kembali pada arah semula bila terjadi gaya-gaya yang merubahnya. Juga agar mencapai kerja yang baik pesawat harus memiliki respon yang baik terhadap kemudi.

Ada 3 istilah yang muncul bila membahas tentang kestabilan dan pengendalian, yaitu :
(1)  Kestabilan
(2)  Kemampuan bermaneuver
(3)  Dapat dikontrol

Kestabilan adalah karakteristik dari pesawat yang cenderung untuk dapat terbang tanpa dikendalikan tangan dalam arah yang lurus dan jalur penerbangan yang dipilih.

Kemampuan bermaneuver adalah kemampuan pesawat untuk diarahkan pada arah yang dikehendaki dan dapat menahan tekanan- tekanan/stress yang terjadi.

Dapat dikontrol/Control ability adalah kwalitas dari respon pesawat sesuai perintah penerbang sementara pesawat bermaneuver/melakukan gerakan.

Static Stability

Pesawat dalam keadaan seimbang bila jumlah semua gaya yang bekerja pada pesawat  dan jumlah momentnya sama dengan nol.Pesawat dalam keadaan seimbang tidak mempunyai percepatan dan terbang dengan tetap. Hembusan angin atau penyimpangan kemudi akan mengganggu keseimbangan, dan pesawat mendapatkan percepatan karena ketidak keseimbangan moment atau gaya.
Tiga jenis static stability ditegaskan  oleh karakter gerakan yang mengikuti gangguian pada keseimbangan. Positive static stability terjadi bila obyek yang terganggu  cenderung kembali kekeadaan seimbang. Negative static stability atau ketidak keseimbangan static bila obyek yang terganggu cenderung untuk tetap pada arah  gangguan. Neutral static stability terjadi bila obyek yang terganggu tidak kembali seimbang dan tidak juga pada arah yang menyimpang, tetapi tetap seimbang pada arah gangguan.Lihat gambar dibawah :


                                                                 - 13 -
                                      


Dynamic Stability

Bila static stability berkaitan dengan kecenderungan obyek yang mengalami gangguan untuk kembali seimbang, maka dynamic stability berkaitan dengan gerakan berdasarkan waktu.
Bila suatu obyek terganggu keseimbangannya, maka perjalanan waktu gerak dari obyek dinyatakan sebagai dynamic stability dari obyek. Secara umum suatu obyek menunjukan positive dynamic stability bila amplituda gerakan berkurang seiring waktu. Bila amplituda gerakan bertambah seiring waktu, obyek menunjukan ketidak kestabilan dynamic.
Setiap pesawat harus mendemontrasikan kebutuhan derajat dari kestabilan static dan dynamic. Bila suatu pesawat dirancang dengan ketidak kestabilan statc dan tingkat
                                                                 - 14 -
                                                          

 perubahan yang cepat dari ketidak kestabilan dynamic, pesawat akan sulit untuk terbang.Biasanya kestabilan dynamic positive dibutuhkan pada pesawat yang dirancang untuk mencegah oscillasi yang berlanjut pada pesawat.

Longitudinal Stability

Bila pesawat mempunyai kecenderungan untuk tetap pada sudut serang yang konstan mengacu pada angin relative, yaitu bila tidak cenderung mengarahkan hidungnya kebawah dan menukik atau mengangkat hidungnya keatas dan stall, maka dikatakan bahwa pesawat tersebut memiliki longitudinal stability. Kestabilan longitudinal berkaitan dengan gerakan dalam menukik. Horizontal stabilizer adalah bidang utama untuk mengontrol kestabilan longitudinal. Kerja stabilizer tergantung pada kecepatan dan sudut serang pesawat. Gambar dibawah menjelaskan pengaruh tail lift terhadap kestabilan. Bila pesawat mengubah sudut serang, perubahan gaya angkat terjadi pada titik tekan dari horizontal stabilizer.
                      
Pada kondisi kecepatan , beban dan sudut serang tertentu aliran udara pada horizontal stabilizer menghasilkan gaya yang mendorong ekor keatas atau kebawah. Bila kondisi aliran udara tersebut menghasilkan gaya kebawah dan keatas yang sama, maka gaya-gaya tersebut dikatakan seimbang/equilibrium. Kondisi ini biasanya terjadi pada kondisi terbang datar dalam udara yang tenang.

Directional Stability

Kestabilan pada sumbu vertikal dikatakan sebagi kestabilan directional. Pesawat harus dirancang sehingga bila terbang lurus dan datar harus selalu pada arah yang telah diatur walau pilot melepaskan tangannya dan melepaskan kemudi. Bila pesawat kembali seara otomatis dari suatu skid, maka telah dirancang dengan baik dan memiliki keseimbangan arah yang baik. Vertikal stabilizer adalah kemudi utama yang mengontrol kestabilan directional.



-         15 –

Pada gambar dibawah ditunjukan, bila pesawat mengarah kesamping atau yawing, vertikal tail/ekor tegak akan merubah sudut serangnya yang berakibat merubah lift (jangan keliru dengan lift yang dihasilkan oleh sayap). Perubahan lift, atau gaya menyamping, pada ekor tegak menghasilkan/menyebabkan yawing moment pada titik berat yang cenderung mengembalikan pesawat pada jalur terbangnya.
                         

Sayap yang condong kebelakang/sweptback wings, membantu kestabilan directional. Bila pesawat yaws dari arah terbangnya, sayap yang berada didepan akan menghasilkan lebih drag dibandingkan dengan sayap yang berada dibelakang. Efek dari drag akan menghambat sayap yang ada didepan dan sayap lainnya terjaga.
Kestabilan directional didapatkan juga dengan menggunakan sirip lebar dibelakang dan fuselage yang panjang.
Penerbangan supersonic dengan mach number yang tinggi mengurangi peran ekor tegak terhadap kestabilan directional. Untuk menghasilkan kestabilan directional yang dibutuhkan pada mach number yang tinggi diperlukan ekor tegak yang besar. Ventral (belly) fin/sirip ventral boleh ditambahkan sebagai tambahan untuk kestabilan directional.

Kestabilan Lateral/Lateral stability

Pitching adalah gerakan pesawat pada sumbu lateral dan yawing pada sumbu vertikal. Gerakan sekitar sumbu longitudinal depan dan belakang adalah gerak lateral atau rolling. nKecenderungan untuk kembali kesikap semula dari gerakan ini disebut Kestabilan Lateral.
Kestabilan Lateral dari pesawat melibatkan terjadinya rolling moment karena penyimpangan menyamping. Penyimpangan kesamping cenderung menghasilkan gerakan yawing dan rolling. Bila pesawat memiliki rolling moment yang baik, penyimpangan kesamping/sideslip akan cenderung mengembalikan pesawat pada sikap terbang datar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar